Jumat, 01 Juli 2011

BERPOLIGAMI - SALAHKAH


Tadi saya sempatkan untuk takziah ( dengan cara ikut berduka cita megantarkan mayit kemakam ) rekan saya yang telah meninggal dunia. Tentunya dengan statusnya yang baru dan memasuki alam barzah semua amalannya akan terhenti. Demikian kata dan nasehat pak ustad yang sering saya dengarkan..

Kebetulan ayahnya beristeri dua dan sebagai rekan yang memiliki profesi sama di kalangan praktisi hukum. Hanya bedanya dia punya isteri dua, dan sering berbincang masalah poligami dengan saya.

Ceritanya sudah bebrapa hari ini sobat saya itu selalu resah. Pasalnya isteri tuanya selalu uring-uringan tanpa sebab. Mungkin karena era emansipasi wanita yang keterlaluan, sepertinya suatu dosa bila suami berpoligami.

Herannya lagi tetangganya sebelah seolah diam dan tenteram meskipun setiap malam berfoya foya dengan wts ( wanita tuna susila ) dilokalisasi. Pasalnya wts itu selalu berganti dan berlainan orangnya dan tak pernah dibawanya pulang, apalagi dijadikan isteri mudanya. Istilah kerennya hanya jajan dan setelah itu selesai. Tak akan membebani resiko yang bermacam macam dalam rumah tanggaya.

Benarkah demikian ?

Untuk sobat saya tadi perjuangan membela hak-hak ibunya sudah selesai dengan mempertanggung jawabkannya kehadirat Illahi.  Tinggal kini diteruskan oleh adik adiknya sebagai generasi penerus untuk memperoleh kesetaraan dalam kehidupan antara suami dan isteri.

Namun sekali lagi benarkah berpoligami merupakan suatu bentuk kesalahan dalam hidup manusia? Kita mencoba menekuni perilaku pimpinan negara maju bagaimana mereka menyiikapinya dalam kehidupan baik sebagai pribadi maupun selaku pimpinan kebangsaan.  

Tanpa browsing di internet, saya masih ingat betul tentang skandal Monica Lewinsky dengan Bill Clinton, seorang presiden sebuah negara adidaya yang termuda di USA yang banyak bermunculan dimedia cetak dan elektronk / TV saat itu ataupun Lady Diana dengan pegawalnya. Dan terakhir sekali skandal yang menimpa perdana menteri Italia Berlusconi (74 tahun) dengan Karima (17 tahun ) wanita asal Maroko. Tentu saja semua punya alibi dan apologi masimg masing..

Kira kira ribuan tahun yang lalu di India tercatat Maha Prabu Pandu Dewanata mempunyai 2 ( dua ) orang isteri yaitu dewi Kunti dan Dewi Madrim keduanya ibu kandung dari Pandawa sedang Korawa ber-ibukan dewi Gendari ( menurut versi Jawa alias wayang wong ).

Sedangkan menurut kitab ( Toreh, Bijbel dan al Qur`an ) yang patut dipercayai oleh insan didunia sebab dianut separoh lebih populasi manusia yaitu agama semitis, nabi Ibrahim mempunyai isteri lebih dari satu, yang tua beranak cucu bangsa Istarel kini dan yang muda beranak cucu bagsa Arab. Bagaimana dengan yag lain ? Di negeri Cina dan Jepang dikenal juga kehidupan para selir raja dan tsar.

Sehingga menurut hemat saya, poligami sudah nge-trend sejak zaman purbakala sampai abad 21 Masehi sekarang. dan merupakan naluri manusia yang terimlemantasikan dalam kehidupan manusia sehari hari. Paling tidak kita dapat menemui fakta itu disekitar kita tanpa harus bersusah payah menelusurinya ataupun mencarinya.

Perlukah dibasmi sampai habis tuntas poligami itu?

Kita tak mungkin menghapus fenomena poligami diduia ini, Sebab akan sia sia pekerjaan itu, yang penting mengatur poligami sehingga keluarga akan menjadi saling mengerti dan bahagia serta saling mengisi.. Tentunya bukanlah pekerjaan yang mudah.
Tunggu posting selanjutnya tentang poligami dan aturan yang mengikat tentangnya……

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar dan kritik membangu anda.

Thank` a lot with your comment.