Kali ini berbeda dengan posting seperti biasanya, saya coba untk menukilkan beberapa file lama diantaranya sebagamana tertera dibawah yaitu khutbah `idul fitri yang saya lakasanakan 6 tahun yang lalu dimasjid dikotaku. ( 1426 H. ) . Semoga bermanfaat.
Namun maaf teks arabnya karena sesuatu hal tidak dimunculkan. Sekali lagi maaf.
Saudara saudaraku sekalan kaum muslimin yang dirakhmati Alloh,
Seraya mengucapkan puja dan puji sukur kehadirat
Allah swt marilah kita memulai kehidupan yang lebih baik dihari yang penuh
rakhmat ini dengan selalu mengumandangkan takbir, takhmid sebagai pertanda
memuliakan hari raya `idul fitri tahun ini sebagaimana difirmankanNya.
“ Hendaklah
kamu bertakbir ( mengagungkan ) asma Allah karena bimbinganNya yang telah diberikan kepadamu dan supaya kamu
bersyukur. “ ( al Baqoroh 185 )
Kebahagiaan hari ini tiada lain berkat rohmat Allah
yang telah menguatkan tekad kita didalam menempuh segala cobaan dalam
menjalankan perintahNya pada bulan romadhon yang telah kita lewati bersama,:
Hadirin jamaah sholat ied yang dimuliakan Allah.
Memperbanyak takbir berarti mengagungkan asma Allah
sebagai kesaksian kita bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bertahmid dengan banyak memuji asma
Allah sebagai pengakuan kita yang ikhlas
atas semua karunia dan nikmat yang telah dianugerahkanNya kepada kita selama
ini.
Pada hari ini pula semua umat Islam akan memulai
babak baru dalam penghidupannya. Karena pada hari ini kita kembali mengawali
kehidupan dengan lembaran baru sebab lembaran yang lama telah ditutup oleh
semua amalan kita dibulan romadhon yang telah kita lewati.
“ Dan
janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah
ditenun dengan kuat menjadi cerai berai kembali “
Ini adalah suatu sindiran dari al Qur`an yang intinya
adalah memerintahkan kita kaum muslimin agar selalu pada ketetapan Illahi,
karena jalinan amal kita yang keluar dari garis sebagaimana yang dikehendaki
oleh Allah dan Nabinya akan merusak seluruh amal kita sebagaimana seorang
perempuan yang mencerai beraikan benang yang sudah ditenunnya.
Hadirin kaum muslimin dan muslimat yang dimuliakan
Allah
Suasana hari raya idul Fitri yang penuh kebahagiaan
ini jangan memperdaya kita untuk mengikuti keinginan-keinginan nafsu yang
keluar dari aqidah Islam sehingga kita melupakan makna dan arti `idul fitri itu
sendiri.
Sebab banyak diantara saudara-saudara kita yang
masih lupa karena belum mengerti dalam menyambut malam menjelang takbiran
dengan cara mengagungkan setan seperti berjudi, bermabuk-mabukan serta tindakan
tercela yang lain.
Sedang diantara para jutawan yang kaya mereka
menyambut lebaran dengan cara menghambur-hamburkan uangnya di bar-bar dihotel
berbintang bersukaria dengan pramuniaga serta berdansa gembira. Bukan begitu
cara menyambut hari raya idul fitri yang benar karena caranya hanya dengan
memperbanyak takbir, tahmid dan tasbih kehadirat Allah swt.
Inilah gambaran dan peringatan dari Nabi Muhaammad
saw tentang perilaku dan cara menyambut `idul ditri yang salah, sebagaimna
hadis beliau yang berbunyi:
“ Sesungguhnya Iblis yang terlaknat pada setiap
hari raya menjerit, maka berkumpullah anak buah Iblis dihadapannya, mereka
bertanya pada Iblis: “Tuan, siapakah yang telah membuat Tuan murka, sungguh
akan kami pecahkan dia.” Lalu Iblis menjawab: “ Tak apa-apa. Hanya saja Allah
Ta`ala telah benar-banar memberi ampunan kepada umat ini. Maka kalian harus
membikin mereka sibuk dengan kelezatan-kelezatan, keinginan-keinginan nafsu dan
minuman arak, sehingga Allah akan murka kepada mereka. ” (
Riwayat Wahab bin Mambah )
Hadirin rokhimakumullah,
Sehubungan dengan hadist diatas marilah kita
perhatikan bagaimna kesudahan dari pestapora dihotel berbintang, yang akan
bermuara pada kondisi perut amat kekenyangan karena berlimpahnya makanan
disaat-saat malam lebaran. Selain itu sejenak kita dihibur oleh para penyanyi
yang mempesona untuk malupakan semua probelema hidup dengan mengesampingkan
semua apa yang telah kita perbuat sebelumnya termasuk dosa-dosa yang telah
diperbuat, dan akhirnya bermabuk-mabukan dengan melamun yang tiada hentinya.
Namun marilah sejenak untuk mencermati nasehat dari
Ibnu Mas`ud ra salah seorang sahabat nabi Muhammad saw tentang empat faktor penyebab hati gelap yaitu:
1. Perut kenyang yang tak berukuran
2. Bersahabat dengan orang yang dzalim
3. Lupa akan dosa-2nya yang lewat
4. Lamunan yang melantur
Kau musluimin rokhimakumuLloh,
Berkenaan dengan cara menyambut lebaran yang
menyimpang dari ajaran agama sebagaimnna telah disebutkan diatas tentulah dapat
kita simpulkan berakibat menjadikan kalbu kita akan semakin gelap dan menjauhkannnya dari hidayah Alloh.
Dan sayidina
Ali ra Nabi bersabda:
Sesungguhnya perkara yang saya sangat khawatirkan
atasmu adalah dua perkara, mengikuti hawa dan panjang angan-angan. .Adapun
mengikuti hawa adalah menyimpang dari haq dan panjang angan-angan adalah cinta
pada dunia. ( HR Ibnu Dunya ).
Sidang yaumul iedul fitri yang mulia,
Sedang sebaliknya, 4
( empat ) faktor penyebab cahaya hati, yang akan membimbing kita umat
Islam dijalan yang diridhoi Allah swt adalah :
1. Perut yang lapar karena berhati-hati
2. Bersahabat dengan orangg-orangg yang soleh
3. Mengingat dan menyesali dosa-2-nya yang
telah lewat
4. Pendek angan-angan
Kaum muslimin rokhimakumulLah,
Bagi kita umat Islam momentum hariraya `idul futri
yang kita rayakan hari ini akan merupakan saat – saat yang penting untuk
mertebal jalinan silaturrahmi kepada sesama, apakah itu keluara, karib orang
tua dan bahkan mungkin kepada orang-orang yang selalu berseberangan dengan
kita. Ada
perasaan yang membuat bahagia pada saat kita bermaaf-maafan karena beban moral
kita akan hilang dengan hapusnya kesalahan-kesalahan kita selama setahun penuh.
Ungkapan minal aidien wal faizien adalah ungkapan
yang terindah disaat kita berkomunikasi dalam kedamaian dengan sesama insan
pada hari raya ini. Pemahaman yang lebih indah dan tercemati dihati sanubari
akan terwujud bila kita meresapi secara lengkap lafadnya secara penuh yang artinya :
“ Semoga Allah
berkenan mengembalikan diri kita semua kepada fitroh / kesucian, sehingga
menjadi orang-orang yang menang “
Saudara-saudara kaum muslimin yang berbahagia,
Sebenarnya ini adalah salah satu sisi dari makna dan
tujuan berhari raya idul fitri, karena dengan pelaksanaan bermaaf-maafan akan
merupakan salah satu kebijakan dalam memelihara persaudaraan dan melenyapkan
potensi konflik baik dalam tingkat keluarga maupun antar sesama.
Perjalanan hidup manusia yang fitri akan senantiasa
menghormati akan hak-hak orang lain disamping memperjuangkan hak-haknya
sendiri. Sehingga perwujudan yang seimbang antara hak dan kewajiban orang
seorang akan tercapai dan konflik yang selalu mendasarkan pada pola kehidupan
untuk memuaskan kebutuhan akan terselenggara dengan cara yang indah dan tidak
melanggar hak-hak orang lain dan kebutuhan orang lain. Sebenarnya inilah yang
diperjuangkan insan didalam menegakkan hak-hak azasi manusia ini.
Hadirin rokhimakumullah yang saya hormati
Sungguh indah apa yang diperintahkan Allah bila
semua yang terkandung dalam makna kita bermaaf-maafan dan makna ber-minal
aidien wal faizien ini terwujud. Insya Allah marilah kita mulai dalam keluarga
kita sendiri untuk kemudian meluas kesanak famili dan para tetangga kita. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentar dan kritik membangu anda.
Thank` a lot with your comment.